KOTA MOJOKERTO MAJU MELANGKAH AYO BERBENAH
KIM CARAKA KELURAHAN BALONGSARI

Sabtu, 14 November 2015

MAKNA LAIN DARI VALENTINE


               
Kamis 14 Februari 2015, siapa yang tidak tau ada apa di tanggal dan bulan tersebut. Valentine atau hari kasih sayang, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘Kasih’ berarti mengasihi dan memberi dan ‘Sayang’ berarti perasaan cinta, maka Hari kasih sayang dapat di definisikan sebagai Hari yang di peringati untuk memberi atau menunjukkan rasa cinta kepada sesama manusia.  Merayakan hari kasih sering kali dilakukan bersama seorang kekasih, padahal hari kasih sayang dapat juga di rayakan bersama Keluarga, kerabat, sahabat dan sesama manusia lainnya. Hari kasih sayang juga selalu identik dengan coklat dan bunga, tapi tahukah bahwa sebungkus nasi juga bisa dilambangkan sebagai ungkapan rasa kasih sayang? “Sebungkus nasi untuk kaum dhuafa”, merayakan hari valentine akan lebih bermakna apabila kita bisa memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
                Seperti yang dilakukan oleh Komunitas berbagi nassi Kota Mojokerto. Kemarin sabtu 14 Februari 2015 komunitas berbagi nasi bekerja sama denga OSIS dan Sie Kerohanian Islam (SKI) SMA Negeri 3 Kota Mojokerto melakukan kegiatan membagi bagikan nasi untuk kaum dhuafa dan orang jalanan yang tersebar di Kota Mojokerto. Mungkin masih sedikit orang yang mengetahui keberadaan komunitas ini, padahal komunitas ini sudah ada sejak 2 tahun lalu yaitu berdiri pada tanggal 14 februari 2013. Komunitas ini  sebenarnya sudah tersebar di 70 kota diseluruh Indonesia tak terkecuali Kota Mojokerto. Penggagas berdirinya komunitas ini adalah Bang Danang Nugroho dan Abu Marlo seorang magician jebolan The Master. Untuk komunitas berbagi nasi di Mojokerto sendiri memiliki basecamp di Telkom Mojokerto yang beralamatkan di Jalan Empunala Keluarahan Balongsari Kota Mojokerto. Para gerilyawan/wati sebutan untuk anggota komunitas berbagi nasi rutin berkumpul di Telkom Mojokerto setiap hari sabtu pukul 19.00 WIB “Untuk mengetahui semua kegiatan Komunitas Berbagi Nasi dapat mengakases twitter kami di @berbaginasimjkt” tutur Riska salah satu anggota komunitas berbagi nasi.
                Tanggal 14 Februari 2015 kemarin para gerilyawan/wati beserta seluruh panitia dari SMA Negeri 3 Kota Mojokerto berkumpul di Telkom Mojokerto pada pukul 19.00 WIB. Nasi untuk kaum dhuafa sendiri merupakan hasil dari berbagai pihak donator yang akhirnya di masak menjadi sebungkus nasi siap makan berjumlah 142 bungkus, selain itu dari SMA Negeri 3 Kota Mojokerto sendiri membawa sembako dan baju bekas layak pakai hasil pengumpulan sumbangan dari semua siswa SMA Negeri 3 Kota Mojokerto. Menurut Redy salah satu anggota OSIS SMA Negeri 3 Kota Mojokerto merayakan hari kasih sayang bersama kaum dhuafa akan berasa lebih bermakna, selian itu juga dapat merubah citra negative hari valentine yang selalu disangkut pautkan denga perbuatan maksiat, hari valentine bisa dimaknai lebih positif lagi dengan berbai kebahagiaan bersama orang yang membutuhkan. Senada dengan Redy, Sania Nabila yang merupakan ketua SKI SMA Negeri 3 Kota Mojokerto juga mengutarakan hal yang sama “ Senang sekali bisa berbagi dengan kaum dhuafa” tuturnya.
                Ternyata niat baik tidak selalu di dukung dengan  situasi dan kondisi yang baik pula. TAk lama setelah semua panitia berkumpul hujan deras mengguyur Jalan Empunala Kelurahan Balongsari. Yang lebih parahnya lagi hujan tak kunjung reda hingga malam. Padahal rencana awal pembagian akan dimulai pada pukul 20.00 WIB di mulai dari Jalan Empunala Kelurahan Balongsari dan dilanjutkan di beberapa titik yang tersebar di seluruh Kota Mojokerto. Dalam persiapan pemberangkatan panitia akan dibagi menjadi 2 kelompok untuk mempercepat selesainya acara. Tapi apa daya hingga pukul 21.00 WIB hujan lebat tak kunjung reda. Sampai akhirnya paniatia baru bergerak pada kurang lebih pukul 22.00 WIB. Namun semua kendala tersebut tidak membuat semangat semua panitia luntur, justru mereka semakin semangat walaupun acara selesai hingga larut malam. Harapan dari acara ini adalah setiap orang dapat memkanai hari valentine dari sisi lain, berbagi bersama kaum yang membutuhkan akan lebih bermakna dan bermanfaat. Berbagi kebahagiaan merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan dan menunjukkan rasa kasih sayang.
                Apa yang sudah dilakukan oleh para siswa tersebut hendaknya dapat memacu para siswa/pemuda lainnya untuk memaknai valentine yang sesungguhnya, kata Bukori salah satu warga di Balongsari yang sempat menyksikan bhakti sosial anak-anak muda ini.  Valentine memang menjadi kontraversi saat  ini.  Peringatan hari kasih sayang yang bertujuan mulia menjadi ternoda karena salah dalam memaknainya.  Bagi orang asing memperingati hari valentine dengan bukan hanya member kasih dan sayang akan tetapi sudah mengarah pada kebebasan sex.  Sehingga hal ini sangat tidak sesuai diterpkan di Negara kita  Indonesia yang sudah terkenal   bangsa yang berbudaya dan berbudi pekerti luhur, memiliki etika  moral yang baik.  Oleh karena itu Pemerintah juga bersikap tegas agar peringatan hari valentine tidak direkomendasikan berkasih sayang dengan yang bukan muhrim atau keluarganya.  Sebab jika dirayakan dengan kekasih atau pacar bisa berakibat fatal.  “ sebaiknya hari valentine ditandai dengan berbagi kasih dalam bentuk bhakti sosial” contohnya yang sudah dilakukan oleh anak-anak SMA Negeri 3” demikin komentar  Susi kader PKK di Lingkungan Balongcok. (Lylla)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar