KOTA MOJOKERTO MAJU MELANGKAH AYO BERBENAH
KIM CARAKA KELURAHAN BALONGSARI

Rabu, 18 November 2015

LSM “BALONGCOK ASRI” Mengadakan pelatihan membatik”


 
Pengrajin batik di Kota Mojokerto bisa dibilang bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Perkembangannya sangat cepat.  Bermula dari pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdaganan melalui beberapa perwakilan Kelurahan.  Setelah itu hasil pelatihan ditularkan kepada kelompok lainnya.  Dari sejumlah peserta yang mengikuti belum semua berhasil bisa mempratekan dirumahnya. Namun tidak sedikit yang berhasil memproduksi bahkan membuka usaha hingga tercipta lapangan usah.  Selain itu juga ada yang sudah menjadi pelatih/instruktur untuk memberikan pelatihan kepada kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh kelompok /LSM Balongcok Asri, telah mengadakan pelatihan membatik untuk kalangan warga sekitar.  Minggu 1/11/2015 pelatihan membatik tulis diikuti sebanyak 40 peserta bagi warga di Keluahan Balongsari.  Yuli Susiana ketua panitia penyelenggara mengatakan, pelatihan ini masih bersifat dasar, selanjutnya ibu-ibu bisa  memperdalam pelatihan ini kepada instruktur langsung.  Dipilihnya kerajinan batik ini karena banyak warga yang memiliki bakat membatik.  Disamping itu dengan batik prospeknya lebih bagus.
Sispriatin dan Emilia dari KIM “Caraka” Kelurahan Balongsari bertindak Instruktur mengatakan, setiap ilmu pengetahuan atau ketrampilan bisa dipelajari oleh setiap orang, tergantung bagaimana kita serius atau tidak dalam mempelajarinya.  Bekal yang ada dapat dikembangkan sendiri dengan kreatifitas dan inovasi.  Sehingga hasilnya bisa lebih baik dan memiliki prospek yang menjanjikan.
Bahan- bahan dan peralatan yang perlu disiapkan dalam membatik diantaranya kain warna putih, pewarna, malam, dan kompor, loyang serta canting.  Pertama-tama yang disiapkan adalah memanaskan malam kedalam loyang kecil sampai dengan mencair.  Kemudian kain dasar  yang berwarna putih yang sudah gambar dengan model sesuai selera.  Malam yang sudah cair tadi dimasukkan canting sedikit demi sedikit dioleskan pada pola gambar yang sudah disiapkan dengan posisi kain berdiri.  Posisi kain berdiri ini dengan maksud agar tidak melebihi  garis/gambar yang sudah dipola.  Setelah itu masukkan kedalam air panas, dikeringkan dan diberi pewarna sesuai dengan model gambar yang ada.
Hadir pada kesempatan tersebut Lurah Balongsari Kusuma Widada, SH.  Menurut Lurah , pelatihan ini tidak berhenti sampai disini perlu dilanjutkan untuk tahap berikutnya.  Sehingga hasil pelatihan ini tidak muspro alias malang tanggung.  “diusahakan pelatihan sampai tuntas, agar bisa menghasilkan produk batik yang layak jual” katanya.  Sebagai lurah Balongsari pihaknya merasa bangga karena partisipasi masyarakat sangat tinggi.  Sebelumnya ada di lingkungan lain pelatihan kerajinan daur ulang dan juga penghijauan dan saat ini pelatihan batik.  Semoga semua bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. (ri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar