Walikota Mojokerto
secara resmi telah mencanangkan Kampung Keluarga Berencana (KB) di RW.01
Lingkungan Randegan Kelurahan Kedundung, pada senin 28/3/2016. Dipilihnya
lokasi ini menurut Lurah Kedundung Yusron karena diwilayahnya kepesertaan
Pasangan Usia Subur (PUS) masih belum maksimal.
Oleh karena itu dengan dicanangkannya sebagai Kampung KB ini Ia berharap
dapat meningkatkan akseptor KB terutama bagi PUS sehingga dapat mewujudkan
keluarga yang berkualitas.
Lebih lanjut Yusron
menjelaskan, jumlah penduduk di Kelurahan Kedundung sebanyak 1.127 jiwa, 666
jiwa atau 59 09 % sudah memiliki akte kelahiran. Untuk PUS
225 yang aktif 134 PUS atau 59,56
%. Dengan kampong KB ini angka kepesertaan harus ditingkatkan. Di Kelurahan
Kedundung juga sudah terbentuk Pusat Informasi Konseling Remaja. Bersama kader-kader yang ada semua potensi
masyarakat.
Walikota Mojokerto
KH. Masud Yunus dalam sambutannya menegaskan, dengan ber KB keluarga akan lebih
berkualitas dan kesjahteraan akan meningkat pula. Walikota juga mengingatkan
bahwa, sejak Januari 2013 Pemerintah Kota Mojokerto telah melaksanakan program
Total Caverage / universal caverage. Program
ini berlaku bagi seluruh warga Kota Mojokerto baik kaya maupun miskin yang
belum mempunyai Askes atau BPJS. “Cukup
bawa KK dan KTP asli ke rumah sakit sudah bisa dilayani” kata Walikota. Untuk meningkatkan pelayanan pendidikan
pemkot juga sudah melauncing angkutan sekolah gratis. Selain ini bagi anak lulusan SMA yang
meneruskan kuliah ke Perguruan tinggi negeri dan dari keluarga tidak mampu,
maka Pemkot memberikan bantuan pendidikan sebesar 600 ribu rupiah setiap bulan.
Pencanangan Kampung
KB ini juga dihadiri oleh Kepala BKKN Pusat Surya Candra Surapaty. Hadir pula perwakilan dari BKKBN Provinsi
Jatim dan forpinda serta Wakil Walikota, Ketua TP-PKK, Camat dan Lurah se-Kota
Mojokerto.
Pada kesempatan
tersebut Ka BKKBN mengatakan, Pembentukan
Kampung
KB merupakan tindak lanjut dari
arahan Presiden Republik Indonesia agar manfaat Program KB dapat lebih dirasakan secara langsung oleh masyarakat terutama
yang berada di wilayah miskin, padat penduduk, tertinggal, terpencil, dan wilayah nelayan di seluruh
tanah air. Presiden telah memberikan arahan agar pelaksanaan Program KB lebih fokus kepada masyarakat
kurang mampu dan
masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan.
Dengan pencanangan
Kampung KB, Program KB diharapkan
akan dapat bergema kembali dan menjangkau masyarakat
terutama yang berada di desa-desa, dusun-dusun, wilayah padat penduduk, wilayah miskin perkotaan dan
kampung-kampung di seluruh Indonesia. Kampung
KB tingkat nasional telah dicanangkan
oleh Presiden Jokowi di Dusun Jenawi, Desa Mertasinga, Kecamatan
Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 14 Januari 2016 yang lalu.
Dengan
dicanangkannya Kampung KB di Kelurahan
Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini, semoga Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kota Mojokerto dapat bersinergi,
berkolaborasi, dan
saling mendukung satu sama lain dengan sektor-sektor pembangunan terkait lainnya dalam mengisi berbagai kegiatan di Kampung KB nantinya.
Hal ini demi menjadikan Kampung KB sebagai kampung masyarakat yang sehat dan memiliki produktivitas. Dengan demikian, keberadaan Kampung KB akan memberikan
manfaat bagi masyarakat di mana
Kampung KB tersebut berada.
Program
KKBPK dan berbagai kegiatan prioritas di dalamnya
senantiasa diarahkan untuk mewujudkan Nawa Cita, terutama
Agenda Prioritas ke-3, yaitu “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”; Agenda Prioritas ke-5,
yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”; dan Agenda Prioritas
ke-8, yaitu melakukan revolusi karakter bangsa. Upaya mendukung perwujudan Nawa
Cita, khususnya ketiga Agenda Prioritas tersebut, dilaksanakan, di antaranya,
melalui pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Bantuan Operasional KB
(BOKB) Subbidang KB; pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) KKBPK
kepada masyarakat, penyelenggaraan pelayanan KB bagi keluarga kurang mampu,
pemberian fasilitasi bagi keluarga yang memiliki balita, remaja, atau lansia; serta pemberian edukasi dan advokasi
tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR), Triad KRR (pernikahan dini, seks
pranikah, napza), serta perencanaan pendidikan, pekerjaan, pernikahan,
keluarga, hidup sehat, partisipasi dalam masyarakat bagi remaja melalui Program
Generasi Berencana (GenRe).
Sementara dalam rangka pelaksanaan Revolusi Mental, BKKBN berupaya melaksanakan
penanaman nilai-nilai
Revolusi Mental berbasis keluarga. Dengan pendekatan keluarga, sebagai
unit terkecil dalam masyarakat sekaligus wahana pertama dan utama, maka
diharapkan nilai-nilai etos kerja, integritas, dan gotong royong akan dapat
lebih terinternalisasi bagi anggota keluarga maupun masyarakat sekitarnya.
Sesuai dengan
Agenda Prioritas ke-8 dari Nawa
Cita, saat ini kita sedang melakukan revolusi karakter bangsa melalui Gerakan
Nasional Revolusi Mental. Menurut Bung Karno, Revolusi Mental adalah “gerakan
hidup baru untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang
berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, dan berjiwa api
yang menyala-nyala.” Dengan melaksanakan Revolusi Mental, akan terbentuk
manusia Indonesia yang berintegritas, beretos kerja, dan bersemangat gotong
royong.
Pencanangan Kampung KB ini secara
resmi ditandai deng membunyikan sirine bersama-sama oleh Walikota, Ka BKKBN
pusat dan perwakilan dari BKKBN Provinsi Jatim, Wakil Walikota, ketua dan wakil
TP-PKK Kota Mojokerto dan dilanjutkan pengguntingan Pita tanda masuk kawasan KB
oleh Surya Candra Surapaty.(ri)