Bekerja keras, berpikir cerdas, berusaha tuntas dan berhati ikhlas. Barangkali itulah yang sudah diterapkan oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto.
Hal ini dapat kita lihat tim work DKP yang dikomandani oleh Amin Wachid,
S.Sos, M.Si Kepala DKP Kota Mojokerto, saat mempersiapkan penilaian lomba
Adipura. Perjuangan ini sangatlah wajar dan merupakan sebuah tuntutan,
bagaimana Pemerintah Kota Mojokerto yang kecil dan Indah ini memperoleh
penghargaan dibidang kebersihan yaitu Piala Adipura. Walau disadari Adipura bukan tujuan utama,
namun demikian Adipuran ini sebagai wujud nyata bahwa lingkungan kita, kondisi
dan wajah Kota Mojokerto tercinta ini benar-benar sudah berubah. Dari gersang menjadi Ijo royo-royo, menjadi
Kota yang Bersih, Terang dan Indah.
Bersih lingkungannya, terang PJU-nya dan indah dipandang mata.
Menjabat sebagai Kepala DKP memang hitungan hari,
namun pejabat muda ini sangat sigap dan tanggap dalam melihat lingkungan yang
dipandang kritis dan perlu
pembenahan-pembenahan. Amin bersama tim gerak cepat, demikian Ia menyebutnya.,sudah
melakukan survery untuk melihat langsung titik yang dipandang rawan dan segera
membutuhan penanganan. Tim gerak cepat
ini setiap hari menyisir kodisi lingkungan yang masih kumuh dan lahan ini biasanya
kategori lahan tidur.
Aksi nyata yang sudah dilakukan oleh
Amin, diantaranya adalah penandatanganan
MoU DKP dengan BPR Syariah. Ini
merupakan kerjasama pembayaran gaji pegawai non PNS DKP yang akan dibayar
melalui BPRS Mojokerto, dengan tujuan agar lebih tertib administrasi.
Disamping itu para pegawai non PNS DKP bisa menikmati fasilias dan
manfaat yang disediakan oleh BPRS seperti Asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa
serta pinjaman dengan kredit pusyar. Untuk ini para pegawai non PNS ini jelas
merasa bangga karena mendapatkan hak yang tidak jauh beda dengan yang resmi,
karena mendapatkan kesempatan menikmati layanan permodalan.
Launching duta kebersihan Aloon-aloon,
untuk ini ada petugas dari DKP di Aloon-aloon Mojokerto, yang selanjutnya diberi
nama duta kebersihan, dengan tugas menjaga kebersihan di arena Aloon-Aloon.
“Kami memberikan apresiasi kepada Bapak Walikota Mojokerto, karena jujur
adanya duta kebersihan adalah ide dai
Bapak Walikota Mojokerto “ kata Amin saat menyampaikan laporan I lokasi TPA
Randegan berlangsungnya launching program DKP tahun ini yang dilaksanakan pada
kamis,3/3/2016. Dengan adanya dta
lingkungan ini wajah Aloon-aloon mengalami perubahan secara signifikan. Bukan hanya bersih, namun juga mulai
hijau. Duta lingkungan ini oleh DKP
diberi tanggungjawab untuk memelihara tanaman yang ada di Aloon-aloon.
Agenda yang lain adalah Peresmian
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Magersari. Dalam hal ini pihak DKP mendapatkan aokasi
dana dari Dinas Cipta Karya Provinsi Jawa Timur atas bantuan pembangunan sarana
fisik TPST Magersari. Tempat pengelolaan sampah terpadu ini merupakan
percontohan sebagai pilot project. TPST
ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat setempat. Disinilah sampah yang berasal rumah tangga
dipilah sesuai jenisnya dengan semangat 3 R maka tidak ada sampah yang tidak
ternilai. Semua sampah bernilai walau sekeil
apapun, kecuali sampah jenis Bahan Bekas Berbahaya.
Penyerahan monument kapal Mojopahit di
Jln. Bayangkara. Monumen ini adalah sumbangan
CSR BPR Syariah Kota Mojokerto. Kemudian juga penyerahan bantuan tempat sampah
percontohan, dari Bapak Satrio Wiweko kepada Walikota Mojokerto.
Walikota Mojokerto hadir dalam
kesempatann tersebut menyampaiakn bahwa, jumlah penduduk yang semakin padat
sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Untuk itu mari kita jaga lingkungan kita masing-masing. Masalah
lingkungan adalah tanggungjawab bersama.
Jumlah penduduk dengan pemikiman yang padat menimblkan pencemaran
lingkungan. Kalau dulu kandungan bakteri
e-coly pada sumber air tanah sekitar 35
% , saat ini sudah mencapai 47 %. Jumlah
ini tentu sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Ditambah lagi jika sampah berserakan dan
tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran semakin tinggi sehingga berdampak
pada penyakit menular yaitu diare.
Terbukti bahwa penderita diare di Kota Mojokerto lebih tinggi dari
Demam Berdarah.
Untuk ini bisa diatasi dengan menjaga
kebersihan lingkungan dengan membuang sampah ditempatnya dan mengelola sampah
sesuai jensnya. Pengelolaan sampah secara efektif melalui Bank Sampah yang ada
di lingkungan sekitar. Selain bakteri e-coly Walikota juga mencermati
masalah kandungan debu udara yang saat
ini mencapai 0,01 %. Untuk mengatasi pencemaran udara ini digalakkan one man one tree yaitu satu orang satu
pohon. Jika gerkan ini berjalan maka
Kota Mojokerto benar-benar ijo royo-royo. Pada akhir acara Walikota menandatangani
Prasasti Tempat Pengelaan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di wilayah
Kelurahan Magersari.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil
Walikota, Sekdakot,pimpinan SKPD, Camat, Lurah, Kapolsek, Danramil, DinasPU
Cipt Krya Provinsi , sahabat Lingkungan serta para media dan tidak ketinggalan
beberapa orang perwkilan pegawai out Sourching. (ri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar