KOTA MOJOKERTO MAJU MELANGKAH AYO BERBENAH
KIM CARAKA KELURAHAN BALONGSARI

Senin, 07 Maret 2016

PENANDATANGAN MoU DKP DENGAN BPRS SYARIAH



Bekerja  keras, berpikir cerdas, berusaha  tuntas dan berhati ikhlas.  Barangkali itulah yang sudah diterapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Mojokerto.  Hal ini dapat kita lihat tim work DKP yang dikomandani oleh Amin Wachid, S.Sos, M.Si Kepala DKP Kota Mojokerto, saat mempersiapkan penilaian lomba Adipura. Perjuangan ini sangatlah wajar dan merupakan sebuah tuntutan, bagaimana Pemerintah Kota Mojokerto yang kecil dan Indah ini memperoleh penghargaan dibidang kebersihan yaitu Piala Adipura.  Walau disadari Adipura bukan tujuan utama, namun demikian Adipuran ini sebagai wujud nyata bahwa lingkungan kita, kondisi dan wajah Kota Mojokerto tercinta ini benar-benar sudah berubah.  Dari gersang menjadi Ijo royo-royo, menjadi Kota yang Bersih, Terang dan Indah.  Bersih lingkungannya, terang PJU-nya dan indah dipandang mata.
 Menjabat sebagai Kepala DKP memang hitungan hari, namun pejabat muda ini sangat sigap dan tanggap dalam melihat lingkungan yang dipandang kritis  dan perlu pembenahan-pembenahan.  Amin bersama  tim gerak cepat, demikian Ia menyebutnya.,sudah melakukan survery untuk melihat langsung titik yang dipandang rawan dan segera membutuhan penanganan.  Tim gerak cepat ini setiap hari menyisir kodisi lingkungan yang masih kumuh dan lahan ini biasanya kategori lahan tidur.
Aksi nyata yang sudah dilakukan oleh Amin, diantaranya adalah  penandatanganan MoU DKP dengan BPR Syariah.  Ini merupakan kerjasama pembayaran gaji pegawai non PNS DKP yang akan dibayar melalui BPRS Mojokerto, dengan tujuan agar lebih tertib  administrasi.  Disamping itu para pegawai non PNS DKP bisa menikmati fasilias dan manfaat yang disediakan oleh BPRS seperti Asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa serta pinjaman dengan  kredit pusyar.  Untuk ini para pegawai non PNS ini jelas merasa bangga karena mendapatkan hak yang tidak jauh beda dengan yang resmi, karena mendapatkan kesempatan menikmati layanan permodalan.
Launching duta kebersihan Aloon-aloon, untuk ini ada petugas dari DKP di Aloon-aloon Mojokerto, yang selanjutnya diberi nama duta kebersihan, dengan tugas menjaga kebersihan di arena Aloon-Aloon. “Kami memberikan apresiasi kepada Bapak Walikota Mojokerto, karena jujur adanya  duta kebersihan adalah ide dai Bapak Walikota Mojokerto “ kata Amin saat menyampaikan laporan I lokasi TPA Randegan berlangsungnya launching program DKP tahun ini yang dilaksanakan pada kamis,3/3/2016.  Dengan adanya dta lingkungan ini wajah Aloon-aloon mengalami perubahan secara signifikan.  Bukan hanya bersih, namun juga mulai hijau.  Duta lingkungan ini oleh DKP diberi tanggungjawab untuk memelihara tanaman yang ada di Aloon-aloon.
Agenda yang lain adalah Peresmian Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Magersari.  Dalam hal ini pihak DKP mendapatkan aokasi dana dari Dinas Cipta Karya Provinsi Jawa Timur atas bantuan pembangunan sarana fisik TPST Magersari. Tempat pengelolaan sampah terpadu ini merupakan percontohan sebagai pilot project.  TPST ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat setempat.  Disinilah sampah yang berasal rumah tangga dipilah sesuai jenisnya dengan semangat 3 R maka tidak ada sampah yang tidak ternilai. Semua sampah bernilai walau sekeil   apapun, kecuali sampah jenis Bahan Bekas Berbahaya.
Penyerahan monument kapal Mojopahit di Jln. Bayangkara.  Monumen ini adalah sumbangan CSR BPR Syariah Kota Mojokerto. Kemudian juga penyerahan bantuan tempat sampah percontohan, dari Bapak Satrio Wiweko kepada Walikota Mojokerto.
Walikota Mojokerto hadir dalam kesempatann tersebut menyampaiakn bahwa, jumlah penduduk yang semakin padat sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.  Untuk itu mari kita jaga lingkungan kita masing-masing. Masalah lingkungan adalah tanggungjawab bersama.  Jumlah penduduk dengan pemikiman yang padat menimblkan pencemaran lingkungan.  Kalau dulu kandungan bakteri e-coly pada sumber air tanah sekitar  35 % , saat ini sudah mencapai 47 %.  Jumlah ini tentu sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat.  Ditambah lagi jika sampah berserakan dan tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran semakin tinggi sehingga berdampak pada penyakit menular yaitu diare.   Terbukti bahwa penderita diare di Kota Mojokerto lebih tinggi dari Demam  Berdarah. 
Untuk ini bisa diatasi dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah ditempatnya dan mengelola sampah sesuai jensnya. Pengelolaan sampah secara efektif melalui Bank Sampah yang ada di lingkungan  sekitar.  Selain bakteri e-coly Walikota juga mencermati masalah kandungan  debu udara yang saat ini mencapai 0,01 %. Untuk mengatasi pencemaran udara ini digalakkan one man one tree yaitu satu orang satu pohon.  Jika gerkan ini berjalan maka Kota Mojokerto benar-benar ijo royo-royo.  Pada akhir acara Walikota menandatangani Prasasti Tempat Pengelaan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di wilayah Kelurahan Magersari.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Walikota, Sekdakot,pimpinan SKPD, Camat, Lurah, Kapolsek, Danramil, DinasPU Cipt Krya Provinsi , sahabat Lingkungan serta para media dan tidak ketinggalan beberapa orang perwkilan pegawai out Sourching. (ri)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar