KOTA MOJOKERTO MAJU MELANGKAH AYO BERBENAH
KIM CARAKA KELURAHAN BALONGSARI

Kamis, 25 Februari 2016

WAKIL WALIKOTA MOJOKERTO SIDAK TPA RANDEGAN



Menjelang penilaian  Adipura  Wakil Walikota Mojokerto mengadakan sidak ke TPA Randegan Kelurahan Kedundung Kota Mojokerto, senin 22/2/2016.  Wawali Ir. H. Suyitno didampingi oleh Amin  Wachid Kepala DKP Kota Mojokerto beserta rombongan melihat-lihat langsung lokasi TPA.  Menurut Wawali, sidak kali ini untuk melihat secara langsung keberadaan Tempat pengelolaan Sampah Akhir (TPA). Sampah warga Kota Mojokerto yang berada di lokasi Lingkungan Randegan Kelurahan Kedundung.  Selain untuk persiapan lomba Adipura, pemerintah Kota Mojokerto melalui DKP bermaksud mengelola TPA ini lebih baik lagi.  TPA akan difungsikan lebih optimal agar sampah bisa terkelola dengan baik.
TPA memang salah satu indicator penilaian, dan selama ini masih belum bisa maksimal.  Sampah-sampah yang menggunung akan diupayakan untuk dapat diolah menjadi barang berharga.  Misalnya untuk pupuk kompos, yang selama ini sudah diolah namun hasil produksinya belum maksimal.  Wawali berharap agar hasil produksi kompos yang diolah di TPA bisa ditingkatkan, hasilnya selain untuk kepentingan warga, bisa dijual sehingga dapat digunakan untuk tambahan kesejahteraan masyarakat.
Wawali yang sangat sigap dan tidak canggung mendekati sampah bilang, sebagai wakil akan membantu Walikota Mojokerto dalam menciptakan keberishan Lingkungan.  Utamanya akan menangani masalah sampah.  Saat ini Pemerintah Indonesia sudah mencanangkan Indonesia bebas sampah tahun 2020.  Oleh karenanya kita yang ada di daerah harus mendukungnya dan bersama masyarakat menangani sampah secara optimal.  Wawali pada kesempatan tersebut juga ,menyempatkan diri untuk wawancara dengan warga sekitar TPA terkait dengan dampak bahu TPA.  Salah satu warga  yang bernama unsiatun bilang, bahu TPA tidak seperti dulu, sekarang ini bahu saat habis hujan dan itupun sebentar pada sore hari.  Kepada orang nomor dua ini, warga meminta agar ada kompensasi buat warga sekitar yang jumlahnya sekitar 70 KK.  Kompensasi yang diminta berupa bingkisan Hari Raya Idul Fitri. Wawali yang didampingi Ka-DPK menjanjikan akan permintaan tersebut.
Selain produksi kompos, TPA juga sudah mampu menghasika gas metan, biogas ini sudah dilarurkan ke rumah warga sekitar yang terdekat dengan radius sekitar 200 meter.  Sampai saat ini ada 50 sambungan rumah (SR).  warga yang lain berharap agar TPA bisa menambah SR untuk warga yang lain.  Sebab harga LPJ juga mulai naik harganya.  Dengan adanya biogas TPA ini sangat membantu meringankan biaya dapur.
Untuk meningkatkan produksi  kompos dan biogas diperlukan lagi satu unit alat yang sama.  Sehingga sampah bisa terkelola dengan cepat. Mengingat peralatan yang ada saat ini  kapasitasnya masih terbatas.  Kedepan diupayakan sampah yang menggunung dapat diolah, selain itu jika sampah rumah tangga dapat dipilah dan didaur ulang pada skala rumah tangga maka TPA tidak sampai overload.
Pemerintah Kota kata Wawali,  berencana memperluas lahan TPA ini sekitar 5 Ha.  Namun demikian bukan berarti sampah tidak dikelola.  Terkait kebijakan Pemerintah Indonesia bebas sampah tahun 2020, maka mulai saat ini dianjukan kepada semua warga Kota agar bena-benar mengelola sampah dengan sungguh-sungguh.  Untuk mengurangi sampah plastic  Pemerintah membuat kebijakan tidak menggunakan kresek/palstik sebagai tempat velanja seperti biasanya.  Jika dilanggar maka akan dikenakan biaya sebesar 200 rupiah perlembar.  Masyarakat diharapkan membawa keranjang atau tas belanja dari rumah.  Dengan demikian volume sampah plastic lambat – laun akan berkurang.
Sementara itu Amin Wachid Kepala DKP Kota Mojokerto menjelaskan, program prioritas TPA tahun 2016 diantaranya adalah Perluasan TPA hingga 5 ha.  Methode pengurukan sampah dengan menggunakan control landfill system.  Pemba.  Peningkatan pemanfaatan gas methane olehmasyarakat.  Peningkatan sarana penunjang TPA (Recyecle) /daur ulang menjadi produk kerajinan bernilai ekonomi  peningkatan TPA sebagai sarana edukasi (Taman bermain dan taman baca).
Lebih lanut dijelaskan oleh Amin bahwa, saat iniLuas TPA randegan sekitar 2,6 ha.  Volume sampah yang masuk sekitar 169 m3/hari.  Timbunan sampah dipilah dan dipilih oleh pemulung sekitar 2,5 – 5 m3 /perhari.   Sampah yang masuk ke TPA dikelompoknya menjadi 3 jenis yaitu sampah basah yang masih menggunung dijadikan kompos,, sampah kering  didaur ulang dan sampah B3 (bahan berbahaya) dimusnahkan.   Dalam waktu dekat ini TPA akan dibangun ruang galeri produk daur ulang,
Selain itu DKP juga memiliki kader berseri yang dapat diberdayaan untuk berbenah di Lingkunungan masing-masing.  Kader berseri ini akan membuat suatu gerakan untuk membantu lingkungan yang diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari bersma RT/RW.  Dalam rangka menyambut Adipura, DKP telah menyelesaikan peta kumuh. Terlebih dahulu didata lokasi yang dipandang perlu ada pembenahan. Untuk menjaga kelestarian aloon-aloon, DKP juga menugaskan kader lingkungan. demikian juga dengan TPST yang yang ada di Magersari telah dikelola dengan baik.   Sementara yang di TPA pengelolahan sampahnya menggunakan system  Control Landfel system yaitu sampah digelar ditimbun tanah beberapa lapis dengn interval waktu 1-2 bulan disesuaikan dengan kondisi lapangan (ri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar