Menjelang
penilaian Adipura Wakil Walikota Mojokerto mengadakan sidak ke
TPA Randegan Kelurahan Kedundung Kota Mojokerto, senin 22/2/2016. Wawali Ir. H. Suyitno didampingi oleh Amin Wachid Kepala DKP Kota Mojokerto beserta
rombongan melihat-lihat langsung lokasi TPA.
Menurut Wawali, sidak kali ini untuk melihat secara langsung keberadaan
Tempat pengelolaan Sampah Akhir (TPA). Sampah warga Kota Mojokerto yang berada
di lokasi Lingkungan Randegan Kelurahan Kedundung. Selain untuk persiapan lomba Adipura,
pemerintah Kota Mojokerto melalui DKP bermaksud mengelola TPA ini lebih baik
lagi. TPA akan difungsikan lebih optimal
agar sampah bisa terkelola dengan baik.
TPA memang
salah satu indicator penilaian, dan selama ini masih belum bisa maksimal. Sampah-sampah yang menggunung akan diupayakan
untuk dapat diolah menjadi barang berharga.
Misalnya untuk pupuk kompos, yang selama ini sudah diolah namun hasil
produksinya belum maksimal. Wawali
berharap agar hasil produksi kompos yang diolah di TPA bisa ditingkatkan,
hasilnya selain untuk kepentingan warga, bisa dijual sehingga dapat digunakan
untuk tambahan kesejahteraan masyarakat.
Wawali yang
sangat sigap dan tidak canggung mendekati sampah bilang, sebagai wakil akan
membantu Walikota Mojokerto dalam menciptakan keberishan Lingkungan. Utamanya akan menangani masalah sampah. Saat ini Pemerintah Indonesia sudah
mencanangkan Indonesia bebas sampah tahun 2020.
Oleh karenanya kita yang ada di daerah harus mendukungnya dan bersama
masyarakat menangani sampah secara optimal.
Wawali pada kesempatan tersebut juga ,menyempatkan diri untuk wawancara
dengan warga sekitar TPA terkait dengan dampak bahu TPA. Salah satu warga yang bernama unsiatun bilang, bahu TPA tidak
seperti dulu, sekarang ini bahu saat habis hujan dan itupun sebentar pada sore
hari. Kepada orang nomor dua ini, warga meminta
agar ada kompensasi buat warga sekitar yang jumlahnya sekitar 70 KK. Kompensasi yang diminta berupa bingkisan Hari
Raya Idul Fitri. Wawali yang didampingi Ka-DPK menjanjikan akan permintaan
tersebut.
Selain
produksi kompos, TPA juga sudah mampu menghasika gas metan, biogas ini sudah
dilarurkan ke rumah warga sekitar yang terdekat dengan radius sekitar 200
meter. Sampai saat ini ada 50 sambungan
rumah (SR). warga yang lain berharap
agar TPA bisa menambah SR untuk warga yang lain. Sebab harga LPJ juga mulai naik
harganya. Dengan adanya biogas TPA ini
sangat membantu meringankan biaya dapur.
Untuk
meningkatkan produksi kompos dan biogas
diperlukan lagi satu unit alat yang sama.
Sehingga sampah bisa terkelola dengan cepat. Mengingat peralatan yang
ada saat ini kapasitasnya masih
terbatas. Kedepan diupayakan sampah yang
menggunung dapat diolah, selain itu jika sampah rumah tangga dapat dipilah dan
didaur ulang pada skala rumah tangga maka TPA tidak sampai overload.
Pemerintah
Kota kata Wawali, berencana memperluas
lahan TPA ini sekitar 5 Ha. Namun
demikian bukan berarti sampah tidak dikelola.
Terkait kebijakan Pemerintah Indonesia bebas sampah tahun 2020, maka
mulai saat ini dianjukan kepada semua warga Kota agar bena-benar mengelola
sampah dengan sungguh-sungguh. Untuk
mengurangi sampah plastic Pemerintah
membuat kebijakan tidak menggunakan kresek/palstik sebagai tempat velanja
seperti biasanya. Jika dilanggar maka
akan dikenakan biaya sebesar 200 rupiah perlembar. Masyarakat diharapkan membawa keranjang atau
tas belanja dari rumah. Dengan demikian
volume sampah plastic lambat – laun akan berkurang.
Sementara itu
Amin Wachid Kepala DKP Kota Mojokerto menjelaskan, program prioritas TPA tahun
2016 diantaranya adalah Perluasan TPA hingga 5 ha. Methode pengurukan sampah dengan menggunakan
control landfill system. Pemba. Peningkatan pemanfaatan gas methane
olehmasyarakat. Peningkatan sarana
penunjang TPA (Recyecle) /daur ulang menjadi produk kerajinan bernilai
ekonomi peningkatan TPA sebagai sarana
edukasi (Taman bermain dan taman baca).
Lebih lanut
dijelaskan oleh Amin bahwa, saat iniLuas TPA randegan sekitar 2,6 ha. Volume sampah yang masuk sekitar 169
m3/hari. Timbunan sampah dipilah dan
dipilih oleh pemulung sekitar 2,5 – 5 m3 /perhari. Sampah
yang masuk ke TPA dikelompoknya menjadi 3 jenis yaitu sampah basah yang masih
menggunung dijadikan kompos,, sampah kering
didaur ulang dan sampah B3 (bahan berbahaya) dimusnahkan. Dalam waktu dekat ini TPA akan dibangun
ruang galeri produk daur ulang,
Selain itu DKP
juga memiliki kader berseri yang dapat diberdayaan untuk berbenah di Lingkunungan
masing-masing. Kader berseri ini akan
membuat suatu gerakan untuk membantu lingkungan yang diaplikasikan dalam
kegiatan sehari-hari bersma RT/RW. Dalam
rangka menyambut Adipura, DKP telah menyelesaikan peta kumuh. Terlebih dahulu
didata lokasi yang dipandang perlu ada pembenahan. Untuk menjaga kelestarian
aloon-aloon, DKP juga menugaskan kader lingkungan. demikian juga dengan TPST
yang yang ada di Magersari telah dikelola dengan baik. Sementara yang di TPA pengelolahan sampahnya
menggunakan system Control Landfel
system yaitu sampah digelar ditimbun tanah beberapa lapis dengn interval waktu
1-2 bulan disesuaikan dengan kondisi lapangan (ri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar