Pemerintah Kota Mojokerto Jumat (25/8) menerima penghargaan dari Menteri
Sosial Khofifah Indar Parawansa di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Penghargaan diberikan kepada Pemerintah Kota Mojokerto atas
keberhasilannya melakukan verifikasi dan validasi data penerima Program
Bantuan Pangan Non Tunai dengan melaksanakan Verifikasi dan Validasi
Data Terpadu. Penghargaan diberikan Menteri Sosial
Khofifah kepada Wakil Wali Kota Suyitno yang hadir dalam acara Pembukaan
Rapat Koordinasi Nasional Data Terpadu 2017 tersebut. Sri Mujiwati,
Kepala Dinas Sosial yang hadir mendampingi menyebutkan bahwa
se-Indonesia hanya dua kota yang mendapatkan penghargaan nasional
tersebut, yaitu Kota Mojokerto dan Kota Malang. Wali
Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dinilai oleh Kementerian Sosial sebagai
kordinator penanggulangan kemiskinan daerah yang telah berperan aktif
dalam memutakhirkan dan memadankan data terpadu untuk penanganan fakir
miskin dan perlindungan sosial.
Data yang masuk dari Badan Pusat
Statistik selalu dimutakhirkan sehingga bantuan yang diberikan untuk
warga miskin benar-baner tepat sasaran. Kiai Ud menyampaikan bahwa
penghargaan ini bukan target utamanya. “Penghargaan ini adalah bonus
kerja keras tim. Karena saya selalu mewanti-wanti agar data warga miskin
agar selalu diverifikasi dan divalidasi dengan cepat, sehingga
percepatan integrasi data berbagai perlindungan sosial bisa akurat dan
kesejahteraan di Kota Mojokerto dapat terwujud,” tuturnya. Kiai Ud
mengatakan terintegrasikannya data kemiskinan sangat penting agar
program perlindungan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat
betul-betul komprehensif dan menyeluruh. “Alhamdulillah menurut data
Kementerian Sosial, angka kemiskinan warga Kota Mojokerto menurun satu
persen. Kita peringkat ke 38 dari 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur dengan
prosentase kemiskinan paling sedikit seluruh Jawa Timur,” sebutnya.
Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Kota Mojokerto menjadi satu-satunya
yang diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Sosial dan menjadi
percontohan Kabupaten/Kota se-Indonesia. BPNT diselenggarakan dengan
bekerja sama dengan bank dan menggunakan e-warung yang tersebar di Kota
Mojokerto. E-warung itu sendiri dikelola oleh warga miskin penerima
manfaat yang menyediakan tempat dan bersedia mengelola proses BPNT
sehingga warga miskin penerima manfaat tersebut dapat berdaya. Sehingga
warga yang tadinya miskin, dengan adanya e-warung ini dapat menjadi
warga mampu dan dapat berwirausaha. Pemberian BPNT ini prosesnya melalui
kartu gesek yang didalamnya terdapat “kantong-kantong” bahan pokok yang
dapat diambil. Kebutuhan yang disediakan sangat beragam. Dari beras,
gula, minyak goreng, telur, tepung hingga mie goreng. Hal ini sesuai
dengan survey kebutuhan masyarakat. Dari verifikasi dan validasi data
tersebut, penggunaan BPNT tidak dapat digunakan sembarangan orang.
Karena juga terdapat PIN yang digunakan setelah menggesek kartu BPNT.
“Jika warga tersebut setelah diverifikasi ternyata sudah menjadi warga
mampu atau misalnya warga tersebut meninggal dunia, maka kartu tersebut
otomatis tidak dapat digunakan. Inilah manfaat verifikasi yang kita
lakukan sehingga memang benar-benar tepat sasaran,” lanjut Kiai Ud. (Rr,
kha - Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar